Hewan ini oleh masyarakat indonesia pada umumnya, dikenal dengan nama penyu Belimbing, karena punggungnya terlihat seperti buah belimbing, hanya saja warnanya berkisar antara biru kehitaman sampai abu-abu kehitaman dengan bercak-bercak putih bagian sirip, kepala dan punggungnya.
Punggung penyu Belimbing merupakan kulit yang agak lebih tebal dari bagian perutnya, hal ini yang membedakan dengan jenis penyu lainnya yang memiliki punggung yang keras, justru itu yang menjadikan hewan ini lebih unik dari penyu lainnya.
Apabila bandingkan dengan jenis penyu lainnya, penyu belimbing adalah yang paling besar, panjangnya mencapai 180 cm dan beratnya mencapai 500 kg, bahkan pernah dilaporkan ada inidividu yang memiliki berat tubuh 916 kilogram.
Hampir seluruh siklus hidup penyu dihabiskan di laut, siklus ini di mulai saat, tukik atau anak penyu menetas dari telur, lalu merangkak keluar dari sarang dialam pasir pantai, dan menuju lautan untuk pertama kali. Setelah itu seiring dengan berjalannya waktu penyu akan bermigrasi dan menjadi bagian dari rantai makanan di lautan. Setelah beberapa tahun penyu menjadi dewasa dan matang kelamin, selanjutnya terjadi penyu jantan dan betina akan melakukan perkimpoian. Setelah proses perkimpoian penyu jantan akan kembali ke wilayah mencari makan dan yang betina akan menuju pantai untuk bertelur bila saatnya tiba.
sumber : www.kaskus.us
Read More...
Kuburan Unik Asli Indonesia
1. Makam Dayak Benuaq
Berkunjung ke kampung suku dayak Benuaq ataupun suku dayak Bentian di pedalaman Kalimantan Timur. Kuburan akan mudah ditemukan di halaman samping atau tepi jalan menuju kampung orang Dayak Benuaq. Kuburan orang Benuaq atau Bentian tidak didalam taah seperti layaknya suku lain.ketika pertama meninggal mereka akan dimakamkan didalam kotak yang di sangga oleh tiang atau di gantung pada tali. kemudian setelah beberapa tahun kuburan itu dibuka lagi lalu tulang belulang si mati di doakan lalu di masukan kedalam kotak bertiang yang permanent. biasanya tiap keluarga mempunyai kuburannya masing-masing dan kebanyakan letaknya disamping rumah keluarga, tidak dipekuburan umum seperti kebanyakan di kota atau kampung lain.
Hampir tiap malam terdengar musik pemanggil arwah orang yang sedang mengadakan upacara Beliatn tarian dan mantra penyembuhan untuk anak ataupun untuk mendoakan orang meninggal
2. Batu Lemo, Tana Toraja
Tempat pekuburan atau persemayaman jenazah berbentuk lubang-lubang pada dinding cadas. Tempat ini merupakan hasil kreasi manusia Toraja yang luar biasa. Bagaimana tidak, persemayaman yang telah ada sejak abad ke-16 itu dibuat dengan cara memahat. Saat itu, tentu dengan peralatan yang sangat sederhana. Lemo terletak di desa (lembang) Lemo. Sekitar 12 kilometer sebelah selatan Rantepao atau enam kilometer sebelah utara Makale.
Dinamai Lemo karena beberapa model liang batu itu berbentuk bundar dan berbintik-bintik menyerupai buah jeruk atau limau. Kuburan-kuburan batu itu disebut juga sebagai liang paa'.
Ada 75 lubang pada dinding cadas. Beberapa di antaranya memiliki patung-patung berjajar yang disebut tau-tau. Patung-patung itu adalah lambang kedudukan sosial, status, dan peran mereka semasa hidup sebagai bangsawan setempat.
Obyek ini ramai dikunjungi sejak tahun 1960. Selain menyaksikan kuburan batu, wisatawan juga dapat membeli berbagai sovenir atau berjalan jalan sekitar obyek tersebut menyaksikan buah buah pangi yang ranum kecoklatan. Buah-buah itu siap diolah dan dimakan sebagai makanan khas suku Toraja yang di sebut pantollo pamarrasan.
3. Kuburan Bayi Kambira, Tana Toraja
Di Kambira masih di wilayah Tana Toraja ada kuburan bayi, berupa pohon besar yang dilubangi, jenazah si bayi setelah dibalsem dan dibungkus , lalu dimasukkan ke dalamnya dan lobang ditutup dengan anyaman ijuk.
4. Batu Karang Terjal Londa, masih di Tana Toraja
kuburan sisi batu karang terjal adalah salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana peti-peti mayat di atur dan di kelompokkan berdasarkan garis keluarga. Disisi lain dari lusinan tau-tau berdiri secara hidmat di balkon.
5. Trunyan, Bali
Sebagaimana masyarakat Bali umumnya, Warga Desa Trunyan juga mengenal ngaben, namun di di desa ini mayatnya tidak dibakar. Di sini mayat mereka taruh begitu saja di sebuah areal hutan. Anehnya, mayat itu tak akan mengeluarkan bau busuk walaupun sudah disana selama berbulan-bulan.
Mengapa mayat yang menggeletak begitu saja di sema itu tidak menimbulkan bau? Padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut? Hal inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk mengunjungi lokasi wisata ini. Nah, konon sebabnya, di areal hutan tersebut terdapat sebuah pohon yang dikenal bernama Taru Menyan yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Trunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.
6. Makam Raja-raja Imogiri, Yogyakarta
Dibangun sekitar tahun 1632 oleh Sultan Agung, raja Mataram Islam terbesar, bangunan makam lebih bercorak bangunan Hindu. Pintu gerbang makam dibuat dari susunan batu bata merah tanpa semen yang berbentuk candi Bentar. Memasuki makam raja-raja Mataram jelas tidak sama dengan memasuki pemakaman umum. untuk masuk ke makam Sultan Agung, maka selain harus mengenakan pakaian adat Jawa, kita harus melepas alas kaki, juga harus melalui tiga pintu gerbang.
Bahkan yang bisa langsung berziarah ke nisan para raja itu pun terbatas pada keluarga dekat raja atau masyarakat lain yang mendapat izin khusus dari pihak Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta.
Oleh karena itu, peziarah awam yang tidak siap mengenakan pakaian adat Jawa, terpaksa hanya bisa melihat pintu gerbang pertama yang dibuat dari kayu jati berukir dan bertuliskan huruf Jawa berusia ratusan tahun, dengan grendel dan gembok pintu kuno.
Hanya para juru kunci pemakaman itu yang bisa membuka gerbang tersebut. Jika toh masyarakat awam bisa melihat ”isi” di balik pintu gerbang pertama, itu pun ketika keluarga raja datang, pintu gerbang dibuka lebar, dan masyarakat bisa melongok sebentar sebelum gerbang itu ditutup. Rasa penasaran itu pula yang menyebabkan misteri makam raja Mataram tetap terpelihara.
sumber : www.kaskus.us
Read More...
Berkunjung ke kampung suku dayak Benuaq ataupun suku dayak Bentian di pedalaman Kalimantan Timur. Kuburan akan mudah ditemukan di halaman samping atau tepi jalan menuju kampung orang Dayak Benuaq. Kuburan orang Benuaq atau Bentian tidak didalam taah seperti layaknya suku lain.ketika pertama meninggal mereka akan dimakamkan didalam kotak yang di sangga oleh tiang atau di gantung pada tali. kemudian setelah beberapa tahun kuburan itu dibuka lagi lalu tulang belulang si mati di doakan lalu di masukan kedalam kotak bertiang yang permanent. biasanya tiap keluarga mempunyai kuburannya masing-masing dan kebanyakan letaknya disamping rumah keluarga, tidak dipekuburan umum seperti kebanyakan di kota atau kampung lain.
Hampir tiap malam terdengar musik pemanggil arwah orang yang sedang mengadakan upacara Beliatn tarian dan mantra penyembuhan untuk anak ataupun untuk mendoakan orang meninggal
2. Batu Lemo, Tana Toraja
Tempat pekuburan atau persemayaman jenazah berbentuk lubang-lubang pada dinding cadas. Tempat ini merupakan hasil kreasi manusia Toraja yang luar biasa. Bagaimana tidak, persemayaman yang telah ada sejak abad ke-16 itu dibuat dengan cara memahat. Saat itu, tentu dengan peralatan yang sangat sederhana. Lemo terletak di desa (lembang) Lemo. Sekitar 12 kilometer sebelah selatan Rantepao atau enam kilometer sebelah utara Makale.
Dinamai Lemo karena beberapa model liang batu itu berbentuk bundar dan berbintik-bintik menyerupai buah jeruk atau limau. Kuburan-kuburan batu itu disebut juga sebagai liang paa'.
Ada 75 lubang pada dinding cadas. Beberapa di antaranya memiliki patung-patung berjajar yang disebut tau-tau. Patung-patung itu adalah lambang kedudukan sosial, status, dan peran mereka semasa hidup sebagai bangsawan setempat.
Obyek ini ramai dikunjungi sejak tahun 1960. Selain menyaksikan kuburan batu, wisatawan juga dapat membeli berbagai sovenir atau berjalan jalan sekitar obyek tersebut menyaksikan buah buah pangi yang ranum kecoklatan. Buah-buah itu siap diolah dan dimakan sebagai makanan khas suku Toraja yang di sebut pantollo pamarrasan.
3. Kuburan Bayi Kambira, Tana Toraja
Di Kambira masih di wilayah Tana Toraja ada kuburan bayi, berupa pohon besar yang dilubangi, jenazah si bayi setelah dibalsem dan dibungkus , lalu dimasukkan ke dalamnya dan lobang ditutup dengan anyaman ijuk.
4. Batu Karang Terjal Londa, masih di Tana Toraja
kuburan sisi batu karang terjal adalah salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana peti-peti mayat di atur dan di kelompokkan berdasarkan garis keluarga. Disisi lain dari lusinan tau-tau berdiri secara hidmat di balkon.
5. Trunyan, Bali
Sebagaimana masyarakat Bali umumnya, Warga Desa Trunyan juga mengenal ngaben, namun di di desa ini mayatnya tidak dibakar. Di sini mayat mereka taruh begitu saja di sebuah areal hutan. Anehnya, mayat itu tak akan mengeluarkan bau busuk walaupun sudah disana selama berbulan-bulan.
Mengapa mayat yang menggeletak begitu saja di sema itu tidak menimbulkan bau? Padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut? Hal inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk mengunjungi lokasi wisata ini. Nah, konon sebabnya, di areal hutan tersebut terdapat sebuah pohon yang dikenal bernama Taru Menyan yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Trunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.
6. Makam Raja-raja Imogiri, Yogyakarta
Dibangun sekitar tahun 1632 oleh Sultan Agung, raja Mataram Islam terbesar, bangunan makam lebih bercorak bangunan Hindu. Pintu gerbang makam dibuat dari susunan batu bata merah tanpa semen yang berbentuk candi Bentar. Memasuki makam raja-raja Mataram jelas tidak sama dengan memasuki pemakaman umum. untuk masuk ke makam Sultan Agung, maka selain harus mengenakan pakaian adat Jawa, kita harus melepas alas kaki, juga harus melalui tiga pintu gerbang.
Bahkan yang bisa langsung berziarah ke nisan para raja itu pun terbatas pada keluarga dekat raja atau masyarakat lain yang mendapat izin khusus dari pihak Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta.
Oleh karena itu, peziarah awam yang tidak siap mengenakan pakaian adat Jawa, terpaksa hanya bisa melihat pintu gerbang pertama yang dibuat dari kayu jati berukir dan bertuliskan huruf Jawa berusia ratusan tahun, dengan grendel dan gembok pintu kuno.
Hanya para juru kunci pemakaman itu yang bisa membuka gerbang tersebut. Jika toh masyarakat awam bisa melihat ”isi” di balik pintu gerbang pertama, itu pun ketika keluarga raja datang, pintu gerbang dibuka lebar, dan masyarakat bisa melongok sebentar sebelum gerbang itu ditutup. Rasa penasaran itu pula yang menyebabkan misteri makam raja Mataram tetap terpelihara.
sumber : www.kaskus.us
Read More...
Tanaman Pemangsa Makhluk Hidup
Tanaman kurang beruntung ini tumbuh di tanah berasam ekstrim atau tanah tidak subur yang tidak memiliki cukup nutrisi untuk pertumbuhan. Solusinya ? Tanaman ini harus membunuh dan mencerna makhluk malang lainnya.
Di sini sebagian menyebutnya "kantung semar", sementara nama lainnya bisa bermacam-macam.
1. Monkey Cup ("Mangkok Monyet")
Kebanyakan mangsa tanaman ini adalah serangga, mungkin sekali-kali katak pohon. Tapi belakangan diketahui spesies raksasanya, Nepenthe Attenboroughii, bahkan juga melahap hewan pengerat dan burung sebagai menunya.
2. Hanging Pitcher Plmoants
Tanaman ini menggunakan daya tarik visualnya dan kelenjar-kelenjar berbau wangi untuk mengelabui serangga agar mendekat. Bagian pinggirnya licin dan curam sehingga korban mudah jatuh ke dalam lubang perangkap dan tenggelam.
Bunga Sarracenia Leucophylla
"Kolam" di dalam tanaman ini dinamakan phytotelmata. Tanaman ini memiliki enzim khusus untuk melarutkan tubuh korbannya. Banyak dari jenis tanaman ini memiliki ekosistem kecil di dalam tubuh bercairan mungilnya yang juga merupakan tempat hidup serangga kecil yang juga memakan korban yang sudah tenggelam dan tanaman ini akan menyerap sisa-sisanya.
Purple Pitcher Plant
Sarraceniopus Gibsoni, seekor tungau (tengu) hanya ditemukaan di dalam tanaman ini.
Wyeomyia Smithii, seekor nyamuk yang siklus hidupnya hampir seluruhnya dihabiskan di dalam tanaman ini.
Nepenthes beccariana dari Sibolga, Sumatra
California Cobra Lily, di bawah ini memiliki sebuah lidah bergarpu yang membantu semut-semut dan serangga merayap lainnya yang berada di dalamnya.
Penutup seperti topi yang bergantung pada banyak jenis tanaman ini membuat serangga-serangga terbang sulit untuk melarikan diri.
Read More...
Di sini sebagian menyebutnya "kantung semar", sementara nama lainnya bisa bermacam-macam.
1. Monkey Cup ("Mangkok Monyet")
Kebanyakan mangsa tanaman ini adalah serangga, mungkin sekali-kali katak pohon. Tapi belakangan diketahui spesies raksasanya, Nepenthe Attenboroughii, bahkan juga melahap hewan pengerat dan burung sebagai menunya.
2. Hanging Pitcher Plmoants
Tanaman ini menggunakan daya tarik visualnya dan kelenjar-kelenjar berbau wangi untuk mengelabui serangga agar mendekat. Bagian pinggirnya licin dan curam sehingga korban mudah jatuh ke dalam lubang perangkap dan tenggelam.
Bunga Sarracenia Leucophylla
"Kolam" di dalam tanaman ini dinamakan phytotelmata. Tanaman ini memiliki enzim khusus untuk melarutkan tubuh korbannya. Banyak dari jenis tanaman ini memiliki ekosistem kecil di dalam tubuh bercairan mungilnya yang juga merupakan tempat hidup serangga kecil yang juga memakan korban yang sudah tenggelam dan tanaman ini akan menyerap sisa-sisanya.
Purple Pitcher Plant
Sarraceniopus Gibsoni, seekor tungau (tengu) hanya ditemukaan di dalam tanaman ini.
Wyeomyia Smithii, seekor nyamuk yang siklus hidupnya hampir seluruhnya dihabiskan di dalam tanaman ini.
Nepenthes beccariana dari Sibolga, Sumatra
California Cobra Lily, di bawah ini memiliki sebuah lidah bergarpu yang membantu semut-semut dan serangga merayap lainnya yang berada di dalamnya.
Penutup seperti topi yang bergantung pada banyak jenis tanaman ini membuat serangga-serangga terbang sulit untuk melarikan diri.
Read More...
Wanita Tertua di Dunia Meninggal
WILLIAMSVILLE - Perempuan tertua di dunia meninggal di usia 114 tahun. Warga Amerika Serikat itu juga tercatat sebagai orang tertua ketiga di dunia.
Olivia Patricia Thomas meninggal kemarin di rumah jompo St Francis Home di Williamsville, dekat Buffalo, sebelah barat negara bagian New York. Demikian seperti diberitakan Associated Press, Rabu (18/11/2009).
Olivia sudah tinggal di rumah jompo itu sejak 2004. Semasa hidupnya, dia dikenal gemar berkebun dan berkeliling dunia.
Gerontology Research Group menyatakan, berdasarkan penelurusan kependudukan, Olivia merupakan orang tertua di Amerika Serikat. Dia lahir pada 29 Juni 1895.
Sementara itu predikat orang tertua di dunia saat ini dipegang oleh Kama Chinen, warga Jepang yang lahirnya satu bulan dan 19 hari sebelum Olivia.
Orang tertua kedua adalah Mary Josephine Ray. usianya sepekan lebih muda dibanding Chinen. Kini pria kelahiran Kanada itu tinggal di Manchester, New Hampshire
sumber : www.okezone.com
Read More...
Mengembalikan Buku Setelah 50 Tahun
ARIZONA - Setelah 50 tahun, seorang mantan pelajar SMU di Amerika Serikat akhirnya mengembalikan dua buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.
Peminjam yang kini pastinya sudah berusia tua itu menyelipkan uang 600 poundsterling untuk membayar denda keterlambatan.
Georgette Bordine, pustakawan di SMU Camelback di Phoenix, Arizona, mengatakan dua buku itu dikembalikan seseorang yang tidak diketahui namanya.
Surat yang dikirim bersama surat itu menyebutkan bahwa keluarga peminjam pindah ke negara bagian lainnya. Dua buku milik perpustakaan turut terbawa pindah.
"Si peminjam menyebutkan uang itu untuk membayar denda dua sen per hari untuk masing-masing buku. Sementara kelebihan dari uang itu diberikan dengan asumsi telah terjadi perubahan suku bunga," kata Bordine, dikutip dari Ananova, Rabu (18/11/2009).
"Si peminjam menyebutkan uang itu untuk membayar denda dua sen per hari untuk masing-masing buku. Sementara kelebihan dari uang itu diberikan dengan asumsi telah terjadi perubahan suku bunga," kata Bordine, dikutip dari Ananova, Rabu (18/11/2009).
Bordine mengatakan buku itu akan dipakai untuk membeli buku-buku baru. Sedangkan dua buku yang dipinjam tahun 1959 akan dikembalikan ke rak.
sumber : www.okezone.com
Read More...
Peminjam yang kini pastinya sudah berusia tua itu menyelipkan uang 600 poundsterling untuk membayar denda keterlambatan.
Georgette Bordine, pustakawan di SMU Camelback di Phoenix, Arizona, mengatakan dua buku itu dikembalikan seseorang yang tidak diketahui namanya.
Surat yang dikirim bersama surat itu menyebutkan bahwa keluarga peminjam pindah ke negara bagian lainnya. Dua buku milik perpustakaan turut terbawa pindah.
"Si peminjam menyebutkan uang itu untuk membayar denda dua sen per hari untuk masing-masing buku. Sementara kelebihan dari uang itu diberikan dengan asumsi telah terjadi perubahan suku bunga," kata Bordine, dikutip dari Ananova, Rabu (18/11/2009).
"Si peminjam menyebutkan uang itu untuk membayar denda dua sen per hari untuk masing-masing buku. Sementara kelebihan dari uang itu diberikan dengan asumsi telah terjadi perubahan suku bunga," kata Bordine, dikutip dari Ananova, Rabu (18/11/2009).
Bordine mengatakan buku itu akan dipakai untuk membeli buku-buku baru. Sedangkan dua buku yang dipinjam tahun 1959 akan dikembalikan ke rak.
sumber : www.okezone.com
Read More...
Langganan:
Postingan (Atom)